top of page
Writer's pictureISI Secretariat

Potensi India Sebagai Mitra Industri dan Teknologi Pertahanan Indonesia di Masa Depan

Updated: Jul 25, 2024


Prabowo - President Elect 2024-2029 and PM Narendra Modi

Pada tanggal 30 April 2024, kedutaan India di Indonesia mengadakan pameran industri pertahanan di Hotel Sultan Jakarta. Pameran ini merupakan ajang yang istimewa dikarenakan beberapa alasan: Pertama, acara ini merupakan pameran pertama yang diselenggarakan oleh India di Indonesia sebagai bagian dari peringatan 75 tahun hubungan bilateral. Kedua, terdapat 36 produsen sistem senjata yang berpartisipasi dalam acara ini. Jumlah tersebut merupakan angka yang yang fenomenal dibandingkan keikutsertaan Defence Research and Development Organisation (DRDO) India pada Indodefence Expo 2022 lalu. Artikel ini mengangkat isu bahwa India telah menyadari potensinya dalam mewarisi posisi Rusia sebagai penyuplai teknologi non-NATO terbesar di Asia Tenggara, dan saat ini tengah mengincar Indonesia sebagai potensi pasar utamanya. Berangkat dari hal tersebut, muncul pertanyaan mengenai apakah manuver India cukup untuk membuktikan bahwa mereka memiliki prospek sebagai mitra Indonesia dalam pengembangan teknologi dan industri pertahanan.


....India telah menyadari potensinya dalam mewarisi posisi Rusia sebagai penyuplai teknologi non-NATO terbesar di Asia Tenggara....

 

India merupakan salah satu negara tetangga Indonesia yang “dekat namun terasa jauh”, meskipun keduanya berbatasan pada wilayah maritim di Laut Andaman, Samudera Hindia, dan perairan Pulau Nicobar Besar. Kerja sama bilateral di bidang pertahanan dikukuhkan melalui Defence Cooperation Framework Agreement di tahun 2001. Selanjutnya kedua negara mengembangkan kerja sama di bidang pertukaran informasi, patroli terkoordinasi, hingga latihan bersama baik dalam format bilateral dan multilateral. Kedekatan militer kedua negara diperlihatkan ketika pada tahun 2021 India menawarkan bantuan untuk penyelamatan kapal selam Nanggala. Pada tahun 2024, India mengirimkan perwiranya untuk mengikuti SESKO TNI. Meski demikian, kerja sama bilateral Indonesia-India belum menyentuh industri dan teknologi pertahanan.



Nanggala Submarine
Kapal Selam Nanggala

Bagi India, peningkatan kerja sama Indonesia-India di bidang industri dan teknologi pertahanan ke depan akan bernilai strategis. India di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi telah merevitalisasi Look East Policy menjadi Act East Policy, untuk  memosisikan dirinya tidak hanya sebagai penyedia keamanan di Samudra Hindia, akan tetapi juga menjadi mitra kunci dalam teknologi pertahanan di Asia Tenggara. Untuk itu, India hendak mengubah kebijakan produksi senjata dari sekedar substitusi impor menjadi berorientasi ekspor. India memiliki industri pertahanan yang cukup kompetitif. Terdapat tiga perusahaan milik India yang termasuk ke dalam daftar 100 produsen senjata terbesar dunia dengan penjualan senilai US$6,5 miliar. Meski begitu, menurut SIPRI Arms Transfer Database, ekspor senjata India selama 10 tahun terakhir baru mencapai 540 juta dolar AS. PM Modi memasang target ekspor senjata India menuju US$5 miliar secara global di tahun 2025, akan tetapi saat ini India baru berhasil menembus Myanmar dan Filipina di pasar Asia Tenggara.  

 

Bagi Indonesia, perluasan kerja sama dengan India juga tidak kalah penting

Bagi Indonesia, perluasan kerja sama dengan India juga tidak kalah penting

  1. Pertama-tama, kedua negara memiliki ketergantungan pada persenjataan asal Rusia yang memerlukan pemeliharaan dan peningkatan. Kemampuan Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) India dapat secara signifikan berkontribusi pada kesiapan peralatan pertahanan Indonesia, terutama untuk aset seperti helikopter Mi-17.

  2. Kedua, India merupakan mitra alternatif yang lebih netral jika dibandingkan dengan Tiongkok. Meski keduanya memiliki kesamaan, seperti warisan dalam teknologi Rusia dan fokus pada substitusi impor untuk memperkuat kemampuan domestik, namun India memiliki kemiripan DNA dalam kebijakan luar negeri yakni bebas-aktif dan nonblok. Konsep kemandirian India, yang disebut ‘strategic autonomy’ merupakan gaung dari aspirasi kemandirian industri pertahanan Indonesia.

 

Guna memperkuat basis kerja sama industri dan teknologi antara Indonesia dan India, dibutuhkan lebih dari sekadar pameran persenjataan. Berkaca dari pengalaman dengan Korea Selatan yang terhambat akses teknologi kunci dari pihak ketiga, Indonesia butuh mempersiapkan regulasi dan kelembagaan yang terkait dengan perlindungan kerahasiaan teknologi. Sebaliknya, India juga perlu memperjelas mekanisme kemitraan dan alih teknologi, terutama yang berkaitan dengan teknologi pihak ketiga dari Rusia. Salah satu sistem senjata andalan ekspor India adalah Brahmos, rudal jelajah hasil pengembangan bersama dengan Rusia. Meskipun India telah mencapai tingkat otonomi yang tinggi dalam beberapa area dibandingkan dengan Indonesia, India tetap bergantung pada komponen impor untuk senjata konvensional utama, seperti jet tempur, tank tempur dan kendaraan lapis baja, kapal patroli lepas pantai dan korvet, serta kapal perusak dan fregat.  Kedua negara juga perlu melakukan pelembagaan kerja sama, salah satunya melalui forum Defence Industry Cooperation Meeting (DICM) tahunan. Sebagai perbandingan, Tiongkok dan Turki telah menyelenggarakan DICM setiap tahun dengan Indonesia sejak 2011. Forum tersebut membantu membangun pemahaman mengenai aktor, mekanisme, serta kebutuhan teknologi dari masing-masing pihak sebagai basis untuk mengidentifikasi area kerja sama yang saling menguntungkan.


Perusahaan Pertahanan India:

Perusahaan

Ranking di SIPRI

Jumlah Pekerja

Penjualan Senjata dalam Milliar Dolar AS (2022)

Total Penjualan dalam Milar Dolar AS (2022)

Persentase Penjualan Senjata terhadap total Penjualan (2022)

Produk Unggulan

Hindustan Aeronautics

41

24,457

3,460

3,643

95%

Light Combat Aircraft, Helicopter. UAV, MRO, Space Technology, etc.

Bharat Electronics

63

9,000 - 11,000

1,920

2,208

87%

Avionics, Electro-optics, Land-based radar, C4l, Battery, Unmanned System, etc.

Mazag on Dock Shipbuilders

89

4,972

1,000

997

100%

Submarine, Destroyer, Frigate, Corvette, etc.

Source: SIPRI dan sumber lainnya


***

Defence Policy and Strategic Division


This article is also available in English:


11 views0 comments

Comentarios


bottom of page