top of page
Writer's pictureISI Secretariat

Memaknai Kunjungan Luar Negeri Prabowo Subianto ke China, Jepang, dan Malaysia

Pada bulan Maret hingga April 2024, Menteri Pertahanan 2019-2024 dan Presiden Terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, melakukan kunjungan luar negeri ke dua mitra strategis komprehensif Indonesia, China dan Jepang, dan negara jiran, Malaysia. Ada dua hal yang tidak biasa. Pertama, langkah Beijing mengundang Prabowo sebagai presiden terpilih, meski proses penetapan hasil pemilu masih menunggu perselisihan hasil pemilihan umum di Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Kedua, Prabowo tidak hanya menerima undangan tersebut namun juga melakukan lawatan ke Jepang dan Malaysia. Tulisan ini merangkum berbagai pandangan pundit yang menggali makna dari dua hal tersebut dan dampaknya bagi Indonesia.





Selama ini Tiongkok dikenal dengan kebijakan non-intervensi atau no-string attached terhadap politik dalam negeri negara mitranya. Oleh sebab itu undangan Beijing kepada Prabowo, yang belum dilantik sebagai presiden, memantik pertanyaan mengenai motivasi dan urgensi di baliknya. Upaya Beijing dimaknai secara netral sebagai curi start untuk memastikan hubungan baik di era Presiden Jokowi tetap berlanjut. Keistimewaan undangan Beijing ditunjukkan dengan pertemuan Prabowo langsung dengan Presiden Xi Jinping pada 31 Maret 2024, sebelum pertemuan dengan Perdana Menteri Lu Qiang pada 1 April 2024.  Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyatakan bahwa dengan kunjungan pertama sebagai presiden terpilih, Prabowo menunjukkan kuatnya hubungan Tiongkok-Indonesia. Akan tetapi tidak sedikit yang menganggap langkah tersebut sebagai kurang etis, bahkan dilihat sebagai satu bentuk intervensi negatif.  


Prabowo sendiri berhati-hati memenuhi undangan Beijing. Beliau berangkat dalam kapasitas menteri pertahanan, dengan ijin dan membawa amanah pesan dari Presiden Jokowi kepada Presiden Xi. Pengamat menilai bahwa perlakuan istimewa dari Beijing kepada Prabowo sebagai presiden terpilih adalah “di luar kendali" . Keputusan untuk meneruskan lawatan ke Jepang dan bertemu langsung dengan Perdana Menteri Kishida pada 3 April 2024 juga dilihat sebagai upaya untuk menekankan sentralitas kebijakan luar negeri Bebas Aktif. Hal ini serupa dengan strategi Presiden Jokowi pada tahun 2015 lalu. Adapun kunjungan ke Malaysia merupakan tradisi presiden baru Indonesia untuk memulai lawatan luar negeri ke negara terdekat di ASEAN, di samping hubungan pribadi yang memang telah lama terjalin antara Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan Prabowo. 





Kepentingan nasional apa yang diperjuangkan melalui diplomasi pertahanan ke tiga negara?

Pertama, kunjungan ke Tiongkok bertujuan untuk memastikan keberlanjutan dan perluasan kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Tiongkok. Hal ini penting mengingat klaim garis putus-putus Tiongkok yang mengganggu zona ekonomi eksklusif Indonesia di Laut Natuna Utara. Selain itu, Indonesia juga berupaya untuk membangun pondasi hubungan Indonesia-China dalam berbagai forum regional termasuk ASEAN Plus Three, Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), dan Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS). Kedua, kunjungan ke Tokyo dilakukan dalam rangka memperkuat kerja sama pertahanan bilateral, dimana Indonesia meminta peningkatan jumlah kadet yang menempuh pendidikan di Jepang dan Jepang menekankan perlunya kedua negara berperan dalam mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka atas dasar supremasi hukum. Ketiga, kunjungan ke Malaysia penting untuk menjaga rasa saling percaya mengingat pembangunan IKN di Kalimantan akan menambah kehadiran 60.000 pasukan dan kelengkapan alustsistanya di pulau yang berbatasan darat dengan Malaysia tersebut. 


Tabel 1. Fakta Dasar Hubungan Bilateral Indonesia dengan Malaysia, Jepang, Tiongkok


Negara

Ekspor 

2023

Impor 

2023

Realisasi Investasi 2019-2024 (dalam ribuan USD)

Status kerjasama pertahanan

Malaysia

4,89%*

5,44%*

11.170.510

Defence Cooperation Agreement 

Jepang

8,03%

8,84%

17.364.396

Defence Cooperation Agreement

Tiongkok

25,66%

33,42%

28.411.708

Defence Cooperation Agreement

Data: Dikumpulkan dari Badan Kebijakan Fiskal, BKPM, dan Kementerian Luar Negeri

*Data 2022


Kunjungan Prabowo Subianto ke Tiongkok dan Jepang memperlihatkan keberlanjutan kebijakan luar negeri bebas aktif sekaligus peningkatan posisi strategis Indonesia di mata negara-negara utama di kawasan. Baik Presiden Xi dan PM Kishida melihat Indonesia sebagai mitra strategis di kawasan di bidang ekonomi dan diplomasi. Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar Indonesia dan sumber investasi terbesar kedua. Jepang merupakan mitra dagang terbesar ketiga Indonesia dan sumber investasi terbesar keempat. Keduanya berperan penting dalam bidang stratejik di kawasan Indo-Pasifik. Pada tahun 2023, Indonesia dan Jepang memperingati 65 tahun hubungan kerja bilateral yang telah mencapai level kerjasama strategis komprehensif. Terlepas dari ketegangan yang muncul di kawasan Indo-Pasifik akibat persaingan negara besar dan konflik territorial di Laut Cina Selatan dan Timur, Indonesia terus berupaya untuk mencapai kepentingan nasionalnya melalui hubungan baik dan diplomasi pertahanan proaktif. Kedua kunjungan menjadi peluang Indonesia untuk lebih berperan aktif dalam menjaga stabilitas dan keamanan di Indo-Pasifik.  


***

Divisi Kebijakan Luar Negeri dan Diplomasi ISI

April 2024




28 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page